Total Tayangan Halaman

Laman

Selasa, 05 April 2011

PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) DAKWAH

PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) DAKWAH

A.    PENDAHULUAN
Islam dalam penyebarannya banyak melalui dakwah dan melalui dakwalah Islam menyebar sampai kepunjuru dunia. Keberhasilan dalam melaksanakan dakwah tidak lepas dari subjek dakwah itu sendiri dalam menyusun sebuah strategi. Selama ini dakwah dilakukan hanya sebatas menyampaikan materi saja, soal diterima atau tidaknya adalah urusan belakang. Sebenarnya dakwah akan mendekati sebuah keberhasilan apabila mempunayi strategi yang matang, namun strategi yang matang hanya apabila kita menyusunnya melalui sebuah system yang yang terstruktural, dan dalam hal ini sebuah system yang terstruktural adanya disebuah badan organisasi. Kemudian organisasi inilah yang akan menyusun sebuah strategi dalam menjalankan misi dakwahnya. Dalam makalah ini kami akan membahas sebuah sistem untuk menyusun sebuah strategi yaitu pengorganisasian dakwah.
B.     PEMBAHASAN
1.      pengertian
Sebelum mengarah pada ranah pengoranisasian dakwah, terlebih dahulu pemakalah mencoba untuk mengklasifikasikan apa pengorganisasian itu? Dan apa dakwah itu sendiri?.
Pengorganisasian mempunyai akar kata organisasi (organization). Dalam kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) organisasi ialah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu; atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.[1] sedangkan pengorganisasian sendiri ialah proses, cara, atau perbuatan mengorganisasi. Itu secara etimologi, sedangkan secara terminologi ialah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisai atau petugasnya.[2]
Dakwah sendiri, telah kita ketahui bersama pada pembahsasan makalah yang lalu. Menurut Amrullah Ahmad dalam buku dakwah Islam dan perubahan sosial. Dakwah merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanfestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.[3]
Setelah dirumuskan apa itu pengorganisasian dakwah. Langkah selanjutnya ialah penyusunan pengorganisasian dakwah:
1.1.Penentuan
Penentuan tujuan, sebagai dasar utama untuk penyusunan organisasi, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan lengkap, baik mengenai bidang, ruang lingkup sasaran, keahlian dan/atau keterampilan serta peralatan yang diperlukan.
Perumusan tugas pokok, tugas pokok adalah sasaran yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai. Pada umumnya, bertambah besar organisasi yang harus disusun bertambah umum pula tugas pokok yang dapat dirumuskan. Sebaliknya, makin kecil organisasi, makin kecil dan terbatas tugas pokoknya.[4]
1.2. Pembagian
Pembagian tugas merupakan suatu hal yang memudahkan pencapaian sasaran. Begitu juga harus jelas. Sebab bilamana tidak, mudah menimbulkan suatu kekalutan dalam pelaksanaannya.
Oleh sebab itu, berdasarkan prinsip di atas, pembagian tugas harus dirumuskan sebagai berikut:
a.       Bagian penyiaran Islam
Penyiaran Islam mempunyai fungsi untuk meningkatakan pemahaman kesadaran ummat Islam terhadap ajaran Islam.
b.      Bagian pendidikan
Pendidikan menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak, remaja, dan anggota keluarga lainnya. Serta menyelenggarakan usaha-usaha di bidang pendidikan.
c.       Bagian pembinaan kesejahteraan masyarakat
Bagian ini berfungsi untuk membina dan memelihara kesehatan jasmani dan rohani masyarakat serta menghidup suburkan dan menggembirakan hidup tolong menolong, saling cinta mencintai, dan kebiasaan itsar dan solider.[5]
d.      Bagian pembinaan ekonomi
Pembinaan ekonomi berfungsi meningkatakan kemampuan masyarakat dalam usaha perekonomiannya, sehingga masing-masing anggota masyarakat dapat mencuk upi kebutuhan hidupnya tanpa harus menggantungkan dirinya pada orang lain.
e.       Bagian pembinaan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Bagian ini mempunyai fungsi menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan utuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat serta menghidupkan dan membina kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam, di samping membendung pengaruh-pengaruh kebudayaan asing yang merusak keyakinan dan akhlaq.
f.       Bagian penerbitan dan pustaka
Penerbitan dan pustaka berfungsi menyelenggarakan penerbitan bahan-bahan, buku-buku, majalah, brosur, dan lain-lain, tentang ajaran Islam dan ilmu pengetahuan serta menyebarkan ke tengah-tengah masyarakat.[6]
g.      Biro penelitian
Biro penelitian berfungsi memperhatikan kehidupan dan perkembagan masyarakat, khususnya yang secara langsung ataupun tidak langsuang berpengaruh kepada kehidupan uammat Islam.
h.      Biro tata usaha
Biro ini mempunyai fungsi menyelenggarakan dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan ketata-usahaan dari proses penyelenggaraan dakwah.
i.        Biro logistik
Biro logistik berfungsi mengusahakan dan menyediakan biaya dan fasilitas yang diperlukan oleh penyelenggaraan dakwah, mengatur penggunaanya seefektif mungkin dan mengurusnya dengan setertib-tertibnya.[7]
j.        Biro kader
Biro kader ini berfungsi merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan kaderisasi dakwah, yang meliputi kegiatan-kegiatan; menyiapkan, membina, dan memanfaatkan tenaga (da’i) dalam rangka proses dakwah yang sesuai dengan fungsinya.[8]
1.3. Penetapan
Penetapan disini berkaitan erat dengan jalinan hubungan (komunikasi). Komunikasi yang terjalin antara pimpinan dakwah, bagian-bagian, dan seksi-seksi. Karena komunikasi merupakan cara yang akurat dan efektif dalam menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, perasaan, dan nilai kepada orang lain. Begitu juga, komunikasi adalah suatu jembatan arti (mempunyai makna) di antara orang-orang sehingga mereka dapat berbagi hal-hal yang mereka rasakan dan ketahui.[9]
Kenapa harus komunikasi?. Karena organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi.[10] Apabila tidak ada komunikasi, niscaya pemimpin dakwah tidak akan mengetahui apa yang dilakukan seksi-seksinya, dan begitu juga seksi-seksi yang lain tidak akan mengetahuai apa yang dilakukan rekan kerjanya. Apabila komunikasi efektif, ia dapat mendorong timbulnya prestasi lebih baik dan suatu kepuasan.[11]
C.    PENUTUP
Simpulan
Sebagai aktualisasi dari keimanan yang berperan dalam memberikan pengaruh, dakwah akan sangat mudah terinteregrasi apabila strateginya terstruktural lewat sebuah badan organisasi. Setelah membaca keterangan diatas, pengorganisai dakwah adalah hal yang sangat urgen dalam mencapai target yang ingin dicapai.

Daftar Pustaka

A. Rosyad Shaleh. 1977. Management Da’wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Amrullah achmad (editor). 1983. Dakwah Islam dan Peruabahn Sosial. Yogyakarata: Prima Duta 
Sondang P. Siagian. 1996. PERANAN STAF DALAM MANAJEMEN. Jakarta: PT. Toko Gunung Agug
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ebsoft.web.id
Keith Davis dan John W. Newstrom. 1985. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Gelora Akasara Pratama


[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ebsoft.web.id
[2] A. Rosyad Shaleh. 1977. Management Da’wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang. hlm 88.
[3] Amrullah achmad (editor). 1983. Dakwah Islam dan Peruabahn Sosial. Yogyakarata: Prima Duta. hlm 2. 
[4] Sondang P. Siagian. 1996. PERANAN STAF DALAM MANAJEMEN. Jakarta: PT. Toko Gunung Agug. hlm 42.
[5] A. Rosyad Shaleh. Op. Cit. hlm 94-96.
[6] Ibid. hlm 96-98.
[7] Ibid. 98-99.
[8] Ibid.
[9] Keith Davis dan John W. Newstrom. 1985. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Gelora Akasara Pratama. hlm 150.
[10] Ibid. hlm 151.
[11] Ibid.

1 komentar: