Total Tayangan Halaman

Laman

Senin, 13 Juni 2011

Resume Hadist Tarbawi

RESUME HADIST TARBAWI
I. PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yangpaling sempurna dari sekian makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. Hal ini dikarenakan Allah telah mengaruniakan manusia dengan berbagai potensi dan perangkat canggih yang tidak dimiliki oleh makhluk apapun selainnya. Sehingga dengan demikian bukanlah merupakan sesuatu yang patut dipertanyakan jika Allah memilih manusia sebagia mendataris-Nya di muka bumi.
Namun, manusia yang baik-terlepas dari takdir Allah- tidak serta merta muncul di dunia ini, tapi melalui tahapan-tahapan. Pertama, Melalui proses pernikahan, Islam sendiri mengajarkan bagaimana pernikahan sah menurut syara’ agar kelah keluarga tersebut memperoleh keluarga yang sakinah,mawaddah warahmah. Kedua,etika bersenggama menurut ajaran syari’at Islam. Ketiga,mendidik seorang anak dengan ajaran Quran dan Sunnah, mulai awal lahir hingga baliqh.
Islam adalah agama universal yang mengajarkan umat manusia pada jalan yang diridhai Allah, sampai pada ranah keluarga. Sehingga Islam yang dibawah oleh Rasulullah Saw. bisa diterima oleh umat manusai, karena sesuai dengan fitrah manusia.

II. PEMBAHASAN
A. Hadis Kesatu
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنَا سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كلكمراعومسؤولعنرعيته
Artinya:“…Setiap kamu sekalian itu pemimpin, dan akan dipertanggungjawabkan ari kepemimpinanya”.(HR. Bukhari)
Manusia dikarunai akal dan pikiran oleh Allah swt. untuk menjalani hidup di dunia ini. Maka dari itu manusia diberi beban dan tanggungjawab oleh Allah untuk, diantaranya:
1. Tanggung jawab sebagai makhluk individu dan sosial
Dari hadist tersebut kita bisa mengambil pemahamanbahwa manusia, baik sebagai makhluk inidvidu atau makhluk sosial adalah tanggung jawab masing-masing. Sebagai makhluk individu ia memiliki tanggung jawab secara personal atas segala perbuatnnyayang juga bersifat personal. Tidak ada hak baginya untuk melemar tanggung jawab kepada inividu-individu lain.
Di dunia ini tidak ada seorang pun yang bisa hidup mandiri secara mutlak. Setiap individu manusia pasti memerlukan inividu lain dalam memenuhi dan menyelaraskan kehidupanya.
2. Tanggung jawab Manusia dalam Dunia Pendidikan
يَرْفَعِاللَّهُالَّذِينَآمَنُوامِنْكُمْوَالَّذِينَأُوتُواالْعِلْمَدَرَجَاتٍ
Artinya:”…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al-Mujadalah: 11)
Harus disadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus melalui proses yang dinamakan pendidikan, yaitu proses bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasamani dan rohani anak didik agar terbentuk kepribadian yang utama.
B. Hadist Kedua
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا يحيى عن سفيان عن أبي إسحاق عن وهب بن جابر عن عبد الله بن عمرو بنالعاصي قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقولكفىالمرءإثماًأنيضيعمنيقوت
Artinya: “Seseorang sudah dianggap berdosa jika menyia-nyiakan orang yang sudah menjadi tanggunganya”.(HR. Ahmad)
Berbicara tentang pemimpin, bukan berarti hanya dalam lingkup orang individu saja, akan tetapi lebih dari pada itu, contohnya yang termasuk katagori pemimpin adalah orang tua terhadap anak-anaknya. Pengertian dari kata منيقوت adalah seorang yang memberi nafkah. Secara umum ini bisa diartikan dengan siapa saja yang diberi tanggung jawab mengenai kehidupannya, baik sebagai pemimpin negara, keluarga (dalam hal ini adalah anak) seperti dalam bidang materi: sandang, pangan dan papan amupun dalam bidang pendidikan.

C. Hadits Ketiga
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَكلمولوديولدعلىالفطرةفأبواهيهودانهوينصرانه،كماتناتجالإبلمنكلبهيمةجمعاء،هلتحسمنجدعاء»قالوا : يارسولالله،أرأيتمنيموتوهوصغير؟قال : اللهأعلمبماكانواعاملين«
Artinya: “Rosulullah SAW bersabda,'Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi seperti hewan ternah yang melahirkan . kemudian Abu Hurairah berkata," Fithrah Allah s.w.t. atas seluruh manusa, tiada perubahan dalam ciptaan Allah s.w.t. . itulah agama yang lurus”. (HR. Bukhari)
Manusia adalah makhluk syang mempunyai sifat dan yakin akan ke-Esaan tuhan semesta tuhan semesta alam. Ketika ditinjau dari kaca mata khazanah Islam, adanya potensi yang dititipakan dalam diri manusia, maka bagaiman statusnya, ia menyimpan modal agama (tauhid) yang elah ditanam, jauh sebelum ruh manusia ditiupkan pada jasadnya.
D. Hadist Kempat
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَلوأناحدهمإذاارادانيأتياهلهقالباسماللهاللهمجنبناالشيطانوجنبالشيطانمارزقتنافانهانيقدربينهماولدفيذلكلميضرهشيطانابدا
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, perlu kiranya diketahui oleh pasangan suami isteri tentang hak dan kewajiban di antara keduanya, mengenai nafkah lahir maupun batin. Termasuk tentang etika bersenggema. Karena itu mengenai hal yang sakral, dan mempunyai efek yang tidak pernah kita duga. Salah satunya adalah doa bersenggema. Beberapa kitab dijelaskan; doa bisa mengubah takdir.

E. Hadist Kelima
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا محمد بن عبد الرحمن الطفاوي وعبد الله بن بكر السهمي المعنى واحد قالا ثنا سوار أبو حمزة عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلممروا أولادكمبالصلاة وهم أبناء سبع سنين ، واضربوهم عليها وهم أبناء عشز وفرقوابينهم في المضاجع "
Artinya: ”Perintahnya anak-anakmu untuk menjalankan sholat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukulah mereka karena meninggalkan sholat kerika berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah ranjang-ranjang mereka”.

1. Sholat itu merupakan tiang agama
2. Ajarilah anak-anak kalian ketika mereka sudah berpikir
3. Menanamkan mereka rasa cinta terhadap sholat sehingga menjadi kebiasaan
4. Memisahkan tempat tidur mereka, hal itu perlu dilakukan karena pada masa tujuh tahun, seorang anak-anak akan mendekati fase kesempurnaan pada pertumbuhan fisik mereka

F. Hadist Keenam
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا حسين وعفان قالا ثنا خلف بن خليفة حدثني حفص بن عمر عن أنس بن مالك قال كان رسول الله صلى الله عليه و سلمتزوجواالودودالولودفإنيمكاثربكمالأمميومالقيامة
Artinya: “Nikahilah para wanita walud (produktif) dan wadud (penyayang), karena aku akan membanggakan jumlah nanti di hari kiamat”. (HrR. Ahmad)

Anjuran Nabi besar di atas adalah menyuruh untuk memilih wanita wadud (sangat penyayang) karena wanita yang berkepribadian ini akan membuat suasana keluarga penuh dengan ketentraman. Dia akan selalu menyayangi suami dan didikannya terhadap anak akan membuat mereka tumbuh mereka tumbuh dan berkembang dalam dalam lingkungan yang penuh kaish sayang.
Selai daripada itu, Rasulullah menganjurkan wanita yang walud (subur), diharapkan dari wanita tersebut nanti akan banyak menghasilkan keturunan. Berangkat dari komunitas kecil, anggota keluarga akan dipenuhi dengan anak-anak shalih, kemudian kan menajdi umat yang besar dan kuat. Disatu sisi, ketika memilih wanita wadud, secara langsung kita akan menjadi kebanggaan Nabi Muhammad saw. dihadapan para nabi-nabi lain di hari kiamat
.
G. Hadist Ketujuh
حدثنامحمدبنالعلاءقالحدثناأبوأسامةعنبريدبنعبداللهبنأبيبردةعنأبيبردةعنأبيموسىقال ولدليغلامفأتيتبهالنبيصلىاللهعليهوسلمفسماهإبراهيمفحنكهبتمرةودعالهبالبركةودفعهاليوكانأكبرولدأبيموسى
Artinya: “Diceritakan dari Ishaq bin Nashr dari Abu Usamah, beliau berkata: telah bercerita padaku Buraidah dari Abu Burdah dari Abu Musa al-Asy’ari bahwasanya dia berkata, “(Ketika) putriku lahir, aku membawanya ke Nabi saw. lalu beliau menamakan Ibrahim, mentahniknya dengan kurma, mendoakan dengan keberkahan, dan setelah itu beliau mengembalikan putranya kepadaku, Ibrahim adalah putra sulung Abu Musa al-Asy’ari”. (HR. Bukhari)

Apabila buah hati yang baru lahir, di sini dijelaskan dua anjuran yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Pertama, menthnik agar buah hati ini menjadi sehat dan tahan dari penyakit. Kedua, memberi nama kepada anak yang baru lahir dengan nama-nama yang bagus dan baik, karena nama sebagai identitas makhluk hidup dan nama akan mempengaruhi psikologi yang mempuyai anak tersebut.
H. Hadist Kedelapan
حدثنا عبدُ اللهِ بنُ سعيدٍ حدثنا الحارِثُ بن عِمرَانَ الجَعفَرِي عن هِشامٍ بن عُروَةَ عن ابيهِ عن عَائَشَةَقالَتْ قالَ رَسولُ اللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلم تَخيُروا لِنطَفِكم وَانكِحُوْا الاَكُفَاء وانكِحُوا اِلَيهِمْ.
Artinya:” Abdullah bin Sa'id cerita padakau dari al-Harits bin Imron al-Ja'fari dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah. Aisyah berkata," Rosulullah SAW bersabda,'selektiflah untuk tempat manimu. Nikahilah wanita yang sepadan."(HR. Ibnu Majah)
Fase persiapan bagi seorang yang sudah dewasa untuk menghadapi kehidupan yang baru lahir yaitu keluarga. Salah satu pendidikan yang harus dimiliki seorang yang sudah dewasa itu adalah masalah memilih pasangan hidup.
Hadist ini mengandung makna, diantaranya: (1) Perkawinan untuk

I. Hadist Kesembilan
وَرُوِّينَا عن الحسن ، عن سمرة ، أن النبي الله صلى الله عليه وسلم قال : كل غلام رهينة بعقيقته ، تذبح عنه يوم سابعه ، ويحلق رأسه ويسمى
Artinya: “Kami diriwayati dari Hasan, dari Samroh, sebuah hadits yang menyatakan bahwa Rosulullah SAW bersabda,"setiap anak itu digadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya, dicukur rambutnya, dan diberi nama”.)HR. Ibu Dawud)
Anak adalah anugerah Allah swt. yang sangat berharga, sudah seharusnya anugerah yang sangat berharga itu disambut dengan sambutan hangat dan bersahaja. Menyembelih aqiqah, memberi nama, bershadakah adalah sambutan untuk kehadiran mereka.
Serangkaian prosesi tersebut penuh dengan pesan moral yang harus dipahami dan dialikasikan. Dengan harapan anak-anak akan tumbuh kembang menjadi orang seperti mereka inginkan, anak yang kita harapkan, dan hamba Allah swt. kehendaki. Sehingga keinginan mereka adalah harapan kita sekaligus takdir Allah swt.

III. PENUTUP
Manusia merupakan makluk Allah yang sangat sempurna, sehingga diciptakan oleh Allah s.w.t menjadi khalifah. Namun yang perlu kita perhatikan manusia yang bagaimana yang akan menjadi pemimpin/mandataris di muka bumi ini. Sudah barang tentu manusia yang berakhlak baik dan mempunyai cita-cita untuk menciptakan peradaban di planet ini.
Dari hadist-hadist yang telah disebutkan, merupakan cara bagaimana menjadikan manusia seutuhnya yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw., sehingga bisa menjadi mandataris Allah swt. Menjadikan manusia seutuhnya tidaklah mudah, namun harus melalui proses, seperti apa yang telah dijelaskan pada hadist di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar